Alkisah -- Ketika jazirah
Arab dilanda musibah kelaparan, ada seorang pengemis yang mendatangi rumah
orang kaya. Pengemis itu berdiri di depan pintu rumah dan berkata kepada
penghuni rumah, “Assalamu`alaikum.”
“Wa`alaikum salam”, jawab Sang Putri
yang baik nan cantik jelita, sambil menghampiri pengemis itu. Sang Putri
merupakan salah seorang anak dari penghuni rumah yang kaya raya.
Pengemis itu berkata lagi, “Bersedekahlah kepadaku semata-mata
karena Allah SWT, meskipun hanya sepotong roti!”
“Baiklah. Tunggu sebentar”, jawab Sang
Putri.
Sang Putri masuk ke dalam rumah.
Tak seberapa lama, ia datang dan segera memberikan sepotong roti yang masih
hangat kepada pengemis itu.
Namun, sungguh malang nasib Sang Putri.
Ayahnya yang jahat dan pelit bin kikir bin bakhil datang. Karena tak rela roti
miliknya diberikan kepada pengemis, Sang Ayah memarahi putrinya, dan langsung
mengusir pengemis itu.
Tak cuma itu, Sang Ayah menghukum
putrinya dengan memotong tangan kanannya agar putrinya itu tidak bersedekah
lagi.
Seminggu kemudian, perusahan milik
Sang Ayah bangkrut. Dan karena tak sanggup membayar hutang, seluruh
harta bendanya di sita untuk menutupi semua hutang piutangnya.
Akhirnya, Sang Ayah
jatuh sakit dan meninggal dalam keadaan miskin dan terhina.
Sedangkan Sang Putri yang cantik
jelita hidup menderita dan terlantar. Ia menjadi seorang pengemis yang kerjanya
meminta-minta dari satu pintu rumah ke pintu rumah lainnya. Demikianlah, Sang
Putri berkeliling kampung untuk mengemis.
Pada suatu hari, Sang Putri mendatangi
rumah orang kaya. Ia masuk ke halaman dan mengetuk pintu rumah, “Assalamu`alaikum.”
“Wa`alaikum salam”, jawab seorang Ibu penghuni rumah.
Sang Putri yang menjadi pengemis itu
mengiba, “Wahai Ibu yang baik hati, sudilah
kiranya bersedekah kepadaku semata-mata karena Allah SWT, meskipun hanya
sepotong roti!”
“Baik. Tunggu disini”, jawab Ibu penghuni rumah.
Sejenak, melihat dan memperhatikan
kecantikan gadis pengemis itu, langsung saja Sang ibu mengajaknya masuk ke
dalam rumah. Lalu, Sang Putri pengemis masuk ke dalam rumah.
Karena tertarik dengan keluwesan dan
kelembutan hatinya, Ibu itupun tumbuh minat dalam benaknya untuk
mengambilnya sebagai menantunya, “Gadis pengemis ini akan ku jodohkan dengan
putraku yang kaya raya.”
Sebelum menikah, Sang Putri dihiasi
dengan pakaian yang indah-indah, maka tampaklah kecantikannya. Beberapa hari
kemudian, Sang Putri itu menikah dengan putra dari Ibu yang kaya
raya.
Pada malam pertama pernikahannya,
kedua pasang pengantin menikmati hidangan pesta malam. Sang Putri makan dengan
tangan kirinya.
Suaminya menegurnya dan memintanya
makan menggunakan tangan kanan. Namun, Sang Putri tetap makan dengan tangan
kirinya. Sang suami menegurnya lagi dan memintanya berulang-ulang agar istrinya
makan menggunakan tangan kanannya.
Nah, pada teguran terakhir itulah,
dari sudut rumah terdengar suara gaib kepada Sang Putri.
“Keluarkanlah tangan kananmu, wahai Putri!”
“Sungguh engkau telah bersedekah sepotong roti karena Allah. Maka,
Aku harus memberikan tanganmu kembali.”
“Keluarkan tanganmu, wahai Putri!
Keluarkanlah!”
Keajaiban pun terjadi malam itu. Sang
Putri menggerakkan lengan kanannya sehingga keluarlah tangan kanan yang indah
seperti tangan kanan miliknya dahulu.
Berkatalah Sang Putri, “Alhamdulillahirobbil alamin. Segala puja dan puji bagi Allah SWT
yang telah mengembalikan tangan kananku kembali seperti sediakala.”
“Alhamdulillah...”
“Alhamdulillah...”
Sejak saat itu, Sang Putri makan
bersama suaminya dengan tangan kanannya berkat Kekuasaan Allah SWT.
***
Referensi: Abu H.F. Ramadlan BA, “Terjemah
Duratun Nasihin”, Penerbit Mahkota, Surabaya.