Alkisah -- Salah seorang sahabat yang bernama Ibnu Mas`ud ra
berkata:
Setelah
menyelesaikan sholat subuh berjamaah yang terakhir, Rasulullah saw menyampaikan pesan
terakhirnya:
“Wahai umat Islam. Kalian berada dalam pemeliharaan Allah SWT dan
perlindungan-Nya.”
“Bertakwalah kepada-Nya dan patuhi
perintah-Nya. Sungguh hari ini, aku akan meninggalkan dunia fana ini, sekaligus
memasuki alam akhirat, dan pada hari inilah hayatku di dunia.”
Kemudian, Rasulullah
saw berdiri tegak dan pulang ke rumahnya. Allah SWT memerintahkan malaikat maut
untuk melaksanakan tugasnya senin pagi itu.
Allah SWT
berfirman: “Turunlah kamu untuk kekasih-Ku dengan bentuk terbaik. Dan jalankan
tugasmu sehalus-halusnya dalam mencabut ruhnya. Jika ia mengizinkan masuk, maka
masuklah. Tapi, jika tidak, maka pulanglah kamu, jangan masuk.”
Dengan serta
merta malaikat maut turun ke dunia. Ia berpenampilan menyerupai orang Badwi.
Setibanya di
depan pintu rumah Rasulullah saw, ia mengucapkan salam, “Assalamu`alaikum
warohmatullahi wabarokatuh. Salam sejahtera tetaplah bagimu, wahai keluarga
penghuni kenabian dan sumber risalah. Bolehkah aku masuk?”
Siti Fatimah
menjawab, “Wa `alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. Wahai hamba Allah, sekarang ini Rasulullah saw sedang
sibuk dengan sakitnya.”
Untuk yang kedua
kalinya, malaikat maut memanggil dengan ucapan salam yang sama, “Assalamu`alaikum
warohmatullahi wabarokatuh. Salam sejahtera tetaplah bagimu, wahai keluarga
penghuni kenabian dan sumber risalah. Bolehkah aku masuk?”
Kali ini,
Rasulullah saw mendengar ucapan malaikat maut dan bersabda, “Wahai Fatimah. Siapakah
orang yang berada di depan pintu itu?”
Siti Fatimah
menjawab, “Dia seorang Badwi yang memanggil dan aku telah mengatakan kepadanya
bahwa Rasulullah saw tengah sibuk dengan sakitnya.”
Kemudian,
malaikat maut memanggil lagi untuk yang ketiga kalinya dengan ucapan salam
yang sama, “Assalamu`alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Salam sejahtera
tetaplah bagimu, wahai keluarga penghuni kenabian dan sumber risalah. Bolehkah
aku masuk?”
Rasulullah saw
memandang dalam-dalam wajah putrinya itu, hingga gemetarlah tubuh Siti Fatimah,
seolah-olah terputus sendi-sendi syarafnya yang satu dengan yang lainnya,
hatinya takut dan menjadi pucatlah wajahnya.
Beliau
bersabda, “Tahukah kamu, siapakah dia itu, wahai Fatimah?”
“Tidak kenal,
wahai Ayah.” Jawab Siti Fatimah.
Dan Beliau
bersabda, “Dialah malaikat yang melenyapkan segala macam kelezatan,
menghentikan segala bentuk nafsu syahwat. Dia pulalah yang menghancurkan perkumpulan
dan membuat sepi penghuni rumah, serta membuat ramai suasana alam kubur.”
Bersambung: Selamat Tinggal Fatimah
Bersambung: Selamat Tinggal Fatimah
***
Referensi: Abu H.F. Ramadlan BA, “Terjemah Duratun Nasihin”, Penerbit Mahkota, Surabaya.