Para Nabi -- Dalam suatu
riwayat, setelah Nabi Muhammad saw
selesai sholat, beliau bersabda
kepada para sahabatnya:
“Sungguh, aku ingin menyampaikan
suatu hadist yang disampaikan Jibril as kepadaku.”
“Baiklah, wahai Rasulullah”, jawab para sahabat.
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Jibril bercerita kepadaku
tentang saudaraku, yakni Nabi Sulaiman as.
Pada waktu Sulaiman as sholat di tepi laut, ia melihat seekor semut
lewat dihadapannya. Di mulut semut itu, ada selembar daun hijau. Nabi Sulaiman pun terkaget-kaget.
Kemudian, seekor katak datang menghampiri semut. Dan semut
naik ke atas punggung katak. Setelah
itu, katak menyelam ke dasar laut. Tak lama sesudah itu, muncul lah semut yang terapung-apung diatas permukaan air. Dan semut itupun segera menghadap Nabi Sulaiman as.
Nabi Sulaiman as meminta semut untuk menjelaskan perjalannya tadi, “Ceritakan lah apa yang barusan kamu lakukan, wahai
semut?”
Semut menjawabnya, “Baiklah,
Tuanku. Tadi aku menyelam ke dasar laut. Di
dasar laut itu, ada sebuah batu yang sangat besar, dan di dalamnya ada seekor ulat yang rezekinya diberikan oleh
Allah SWT melalui aku, yakni daun hijau yang kubawa tadi.”
“Setiap harinya, aku datang dua kali dengan membawakan daun rezeki dari Allah SWT untuknya. Di laut ini, ada satu malaikat yang
menjelma sebagai seekor katak. Katak itulah yang selalu membawaku menyelam ke dasar
laut dan meletakkan aku diatas batu besar.”
“Ketika aku sampai diatas batu besar itu, batu itupun membelah diri, sehingga ulat
keluar dari dalamnya. Daun hijau yang kubawa, aku berikan kepada ulat sebagai
makanannya. Lalu, katak itu
membawaku kembali ke permukaan air.”
“Setelah makan, ulat
mengucapkan doa dan pujian kepada Allah, “Mahasuci Allah
yang telah menjadikan aku dapat hidup di dalam laut. Dia tidak membiarkan aku
terlantar tanpa rezeki, maka timbullah suatu pertanyaan: lupakah umat Muhammad
saw dari rahmat Allah?”
***
Referensi: Abu H.F. Ramadlan BA, “Terjemah Duratun Nasihin”, Penerbit Mahkota, Surabaya.