Alkisah -- Salah seorang
sahabat yang bernama Ibnu Mas`ud ra berkata:
Ketika malaikat maut datang ke rumah Rasulullah saw, menagislah putri
beliau, Siti Fatimah sekeras-kerasnya.
Sambil menangis, Siti Fatimah berkata, “Aduh, celakalah dengan kewafatan
Nabi terakhir. Sungguh malapetaka besar menimpa kami dengan wafatnya manusia
mulia yang paling taqwa, terhentilah bimbingan darinya, dan penyesalan bagi
kami akibat terhentinya wahyu dari langit.”
“Sungguh aku terhalang mendengar sabdamu. Dan tiada lagi kudengar ucapan
salammu sesudah hari ini.”
Bersabda Rasulullah saw: “Wahai Fatimah, janganlah engkau menangis sebab
engkaulah orang pertama dari keluargaku yang segera berjumpa denganku.”
Kemudian Rasulullah saw mempersilahkan malaikat maut masuk. Malaikat
maut masuk ke dalam rumah Rasulullah sambil mengucapkan salam, “Assalamu`alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.”
Rasulullah saw menjawab salamnya, “Wa `alaikumusalam warohmatullahi
wabarokatuh.” Beliau bersabda, “Wahai malaikat maut, kedatanganmu untuk
berkunjung atau mencabut nyawa?”
Malaikat maut menjawab, “Aku datang untuk berkunjung sekaligus mencabut
nyawa engkau, dan jika engkau berkenan. Tapi jika tidak, akupun akan pulang.”
***
Referensi: Abu H.F. Ramadlan BA, “Terjemah Duratun Nasihin”, Penerbit Mahkota, Surabaya.