Minggu, 13 Maret 2016

Sang Putri Bersedekah

Alkisah -- Ketika jazirah Arab dilanda musibah kelaparan, ada seorang pengemis yang mendatangi rumah orang kaya. Pengemis itu berdiri di depan pintu rumah dan berkata kepada penghuni rumah, “Assalamu`alaikum.”

“Wa`alaikum salam”, jawab Sang Putri yang baik nan cantik jelita, sambil menghampiri pengemis itu. Sang Putri merupakan salah seorang anak dari penghuni rumah yang kaya raya.

Pengemis itu berkata lagi, “Bersedekahlah kepadaku semata-mata karena Allah SWT, meskipun hanya sepotong roti!”

“Baiklah. Tunggu sebentar”, jawab Sang Putri.

Sang Putri masuk ke dalam rumah. Tak seberapa lama, ia datang dan segera memberikan sepotong roti yang masih hangat kepada pengemis itu.

Namun, sungguh malang nasib Sang Putri. Ayahnya yang jahat dan pelit bin kikir bin bakhil datang. Karena tak rela roti miliknya diberikan kepada pengemis, Sang Ayah memarahi putrinya, dan langsung mengusir pengemis itu.

Tak cuma itu, Sang Ayah menghukum putrinya dengan memotong tangan kanannya agar putrinya itu tidak bersedekah lagi.

Seminggu kemudian, perusahan milik Sang Ayah bangkrut. Dan karena tak sanggup membayar hutang, seluruh harta bendanya di sita untuk menutupi semua hutang piutangnya.

Akhirnya, Sang Ayah jatuh sakit dan meninggal dalam keadaan miskin dan terhina.
Sedangkan Sang Putri yang cantik jelita hidup menderita dan terlantar. Ia menjadi seorang pengemis yang kerjanya meminta-minta dari satu pintu rumah ke pintu rumah lainnya. Demikianlah, Sang Putri berkeliling kampung untuk mengemis.

Pada suatu hari, Sang Putri mendatangi rumah orang kaya. Ia masuk ke halaman dan mengetuk pintu rumah, “Assalamu`alaikum.”

“Wa`alaikum salam”, jawab seorang Ibu penghuni rumah.

Sang Putri yang menjadi pengemis itu mengiba, “Wahai Ibu yang baik hati, sudilah kiranya bersedekah kepadaku semata-mata karena Allah SWT, meskipun hanya sepotong roti!”

“Baik. Tunggu disini”, jawab Ibu penghuni rumah.

Sejenak, melihat dan memperhatikan kecantikan gadis pengemis itu, langsung saja Sang ibu mengajaknya masuk ke dalam rumah. Lalu, Sang Putri pengemis masuk ke dalam rumah.

Karena tertarik dengan keluwesan dan kelembutan hatinya, Ibu itupun tumbuh minat dalam benaknya untuk mengambilnya sebagai menantunya, “Gadis pengemis ini akan ku jodohkan dengan putraku yang kaya raya.”

Sebelum menikah, Sang Putri dihiasi dengan pakaian yang indah-indah, maka tampaklah kecantikannya. Beberapa hari kemudian, Sang Putri itu menikah dengan putra dari Ibu yang kaya raya.

Pada malam pertama pernikahannya, kedua pasang pengantin menikmati hidangan pesta malam. Sang Putri makan dengan tangan kirinya.

Suaminya menegurnya dan memintanya makan menggunakan tangan kanan. Namun, Sang Putri tetap makan dengan tangan kirinya. Sang suami menegurnya lagi dan memintanya berulang-ulang agar istrinya makan menggunakan tangan kanannya.

Nah, pada teguran terakhir itulah, dari sudut rumah terdengar suara gaib kepada Sang Putri.

“Keluarkanlah tangan kananmu, wahai Putri!

Sungguh engkau telah bersedekah sepotong roti karena Allah. Maka, Aku harus memberikan tanganmu kembali.

Keluarkan tanganmu, wahai Putri! Keluarkanlah!”

Keajaiban pun terjadi malam itu. Sang Putri menggerakkan lengan kanannya sehingga keluarlah tangan kanan yang indah seperti tangan kanan miliknya dahulu.

Berkatalah Sang Putri, “Alhamdulillahirobbil alamin. Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah mengembalikan tangan kananku kembali seperti sediakala.

Alhamdulillah...
Alhamdulillah...”

Sejak saat itu, Sang Putri makan bersama suaminya dengan tangan kanannya berkat Kekuasaan Allah SWT.

***

Referensi: Abu H.F. Ramadlan BA, “Terjemah Duratun Nasihin”, Penerbit Mahkota, Surabaya.